1S iklus
Akuntansi
Siklus Akuntansi
merupakan proses penyusunan atau alur suatu laporan keuangan yang harus dapat
dipertanggung-jawabkan dan diterima secara umum prinsip-prinsip dan kaidah
akuntansi, prosedur-prosedur, metode-metode, serta teknik-teknik dari segala
sesuatu yang dicakup dalam ruang lingkup akuntansi dalam suatu periode
tertentu.
2.2 Tahap Siklus
Akuntansi
Menurut Michell Suharli (2006:49)
dalam bukunya Akuntansi untuk bisnis jasa dan dagang, yang mengemukakan tentang
tahap siklus akuntansi adalah :
A.
Tahap pencatatan
|
B.
Tahap Pengikhtisaran
|
C.
Tahap Pelaporan
|
Jurnal
|
Jurnal
penyesuaian
|
Laporan
Keuangan
|
Buku
besar
|
Jurnal
Pembalik
|
Jurnal
Penutup
|
Neraca
saldo
|
Neraca
Lajur
|
Neraca
Saldo setelah Penutupan
|
2.2 Proses
Penyelesaian Siklus Akuntansi
Dalam
siklus akuntansi dibagi dalam beberapa tahap penyelesaian:
1) Menganalisa
Bukti Transaksi keuangan.
Yaitu suatu proses pengumpulan dan menggolongkan
setiap bukti transaksi ke dalam bagian- bagiannya yang sudah disetujui oleh
pihak perusahaan dan setelah itu dicatat atau di disusun ke dalam buku harian
atau jurnal umum.
2) Penjurnalan.
Kegiatan
memposting atau memindah bukukan suatu bukti transaksi yang sudah disetujui
perusahaan. Jurnal dalam perusahaan dagang dan jasa tentu berbeda, dalam
perusahaan dagang menggunakan jurnal khusus sedangkan perusahaan jasa
menggunakan jurnal umum untuk memasukan setiap bukti transaksi.
Jurnal
Umum, adalah catatan akuntansi permanen yang pertama (book of original entry),
yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan perusahaan secara kronologis
dengan menyebutkan akun yang di Debet maupun yang di Kredit.
![]() |
Contoh dari Jurnal Umum, sebagai berikut:
Jurnal
Khusus, adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi khusus
dalam perusahaan yang berhubungan dengan penjualan dan pembelian. Jurnal khusus
dibagi menjadi 5 bentuk jurnal yaitu sebagai berikut:
![]() |
a. Jurnal Penjualan, adalah jurnal yang digunakan apabila suatu perusahaan melakukan kegiatan penjualan barang secara kredit kepada Customer atau pelanggan. Sebagai contoh:
![]() |
b. Jurnal Pembelian, adalah jurnal yang digunakan apabila suatu perusahaan melakukan kegiatan pembelian secara kredit kepada supplier atau pemasok. Contohnya:
![]() |
c. Jurnal Penerimaan Kas, adalah buku jurnal yang digunakan untuk mencatat semua transaksi penerimaan uang atau uang tunai. Contonya:
d.
Jurnal Pengeluaran Kas, adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat semua
transaksi pengeluaran uang kas atau pembayaran uang tunai. Contohnya:

e
. Jurnal Umum, adalah buku jurnal yang digunakan untuk mencatat semua transaksi yang tidak dapat dicatat dalam keempat jurnal khusus di atas. Contohnya:
![]() |
. Jurnal Umum, adalah buku jurnal yang digunakan untuk mencatat semua transaksi yang tidak dapat dicatat dalam keempat jurnal khusus di atas. Contohnya:
3) Posting Ke
Buku Besar.
![]() |
Buku besar adalah buku utama pencatatan transaksi keuangan yang meng-konsolidasikan masukan dari semua jurnal akuntansi. Buku besar merupakan dasar pembuatan laporan neraca dan laporan laba/rugi. Buku besar dapat memberikan informasi saldo ataupun nilai transaksi untuk setiap kode perkiraan dalam suatu periode akuntansi tertentu. Dalam suatu proses pembukuan, setelah pencatatan transaksi ke dalam jurnal, selanjutnya transaksi tersebut di catat ke dalam buku besar yaitu dengan cara memindahbukukan jumlah-jumlah yang ada pada jurnal ke dalam buku besar yang sesuai, kegiatan pembukuan ini dinamakan memposting.
4)
Pembuatan Neraca Saldo
5)
Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang
dibuat karena :
a. Suatu transaksi sudah terjadi tetapi
belum dicatat dalam perkiraan.
b. Transaksi sudah dicatat, tetapi
saldonya perlu dikoreksi.
6)
Neraca Lajur
Neraca
lajur adalah suatu formulir yang di desain untuk menampung semua informasi yang
dibutuhkan untuk menyusun laporan keuangan formal dan untuk mencatat
penyesuaian serta jurnal penutup. Sebenarnya neraca lajur lebih tepat kalau
disebut sebagai kertas kerja yang digunakan sebagai alat bantu di dalam
penyusunan laporan keuangan. Oleh karena itu, neraca lajur bukan merupakan
catatan akuntansi yang formal dan tidak dapat digunakan untuk sebagai laporan
pertanggungjawaban oleh manajemen kepada pemilik. Neraca lajur mempunyai
manfaat untuk memeriksa kebenaran data akuntansi yang akan digunakan untuk
kepentingan penyajian laporan keuangan, memudahkan di dalam penyusunan laporan
keuangan, mempermudah menemukan kesalahan yang mungkin terjadi di dalam
pembuatan jurnal penyesuaian.Bentuk Umum Neraca
Lajur, biasanya menggunakan 10 kolom yang dimana kolom- kolom tersebut
digunakan untuk mencatat data moneter yang disediakan. Kolom- kolom itu terdiri
dari 5 bagian pasang kolom, dan masing- masing pasang terdiri dari dua kolom
yaitu untuk kolom debit dan kolom kredit, 5 kolom tersebut adalah (1) Neraca
Saldo, (2) Jurnal penyesuaian, (3) Neraca saldo setelah disesuaikan, (4)
Laporan Laba-Rugi, (5) Neraca.
Sebagai contoh:
7)
Laporan Keuangan
Laporan
keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode
akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.
Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan
yang lengkap biasanya meliputi :
a. Neraca
b. Laporan Laba-Rugi
c. Laporan perubahan ekuitas
d. Laporan Arus kas
Unsur
yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset,
kewajiban,dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran
kinereja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan posisi
keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan
dalam berbagai unsur neraca.
a. Neraca
Neraca
adalah suatu bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan atau
entitas bisnis yang dihasilkan dalam suatu periode akuntansi dimana menunjukkan
posisi atas keuangan perusahaan atau entitas bisnis tersebut pada akhir periode
akuntansi tersebut yang bisa menjadi dasar dalam menghasilkan keputusan bisnis.
Bentuk Neraca
dalam laporan keuangan perusahaan umumnya lebih sering menggunakan bentuk yang memanjang
kebawah, bentuk neraca yang memanjang ke bawah lebih efektif untuk digunakan
apabila akun dalam perusahaan tersebut banyak. Bentuk Neraca keuangan yang
memanjang ke bawah ini biasa disebut dengan istilah bentuk Stafel. Perusahaan
besar yang memiliki pos atau akun yang banyak seringkali menggunakan bentuk
ini. dan bentuk neraca yang menyamping disebut juga dengan Bentuk Skontro.
Contohnya sebagai berikut:
b. Laporan Laba-Rugi
Laporan
Laba Rugi merupakan bagian dari suatu laporan keuangan perusahaan yang
dihasilkan dalam suatu periode buku atau periode akutansi yang menyajikan
seluruh unsur pendapatan serta beban perusahaan yang pada akhirnya akan
menghasilkan kondisi laba bersih atau rugi bersih.
Laporan laba
rugi (profit and lost statement) yang disusun oleh perusahaan memiliki struktur
yang terdiri atas pendapatan pada periode berjalan dan seluruh beban
perusahaan, baik itu beban usaha ataupun beban diluar usaha perusahaan pada
periode berjalan.
Sebelum
memulai menyusun suatu laporan laba - rugi perusahaan, format laporan laba-rugi
perlu kita ketahui, umumnya, format sederhananya adalah pada header laporan
laba rugi harus ditulis identitas perusahaan, jenis laporan keuangan yang
disajikan (laporan laba-rugi) dan periode laporan. lalu kemudian tepat
dibawahnya memuat tiga komponen utama, yaitu total pendapatan, total beban dan
laba ataupun rugi. ke-3 komponen utama itulah yang akan jadi intisari dari
laporan laba rugi perusahaan. komponen pendapatan serta beban bisa diambil atau
kita kutip dari neraca saldo (kertas kerja) pada kolom laba-rugi, sedangkan
komponen laba ataupun rugi adalah selisih atas pendapatan total dan beban
total, bila pendapatan total lebih besar daripada bebannya, maka diakui sebagai
laba, pun sebaliknya jika pendapatan ternyata lebih kecil daripada total beban
maka diakui sebagai rugi.
Sebagai contoh:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar