Senin, 01 Februari 2016

TUGAS SOFTKILL MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP



MAKALAH  ILMU
  BUDAYA   DASAR
‘’MANUSIA  DAN PANDANGAN  HIDUP’’



NAMA                    :  META  DWI   HAPSARI

NPM                       :  14215146

JURUSAN             :  MANAGEMENT

TUGAS                  :  SOFT SKILL 





          UNIVERSITAS   GUNADARMA

2015







































KATA  PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya  sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari  berbagai  pihak  yang  telah  membantu   saya. 



Dan harapan saya, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

 Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.



                                                                           BEKASI,1  FEBUARI   2016





                                                                   











BAB I
PENDAHULUAN

a.      Latar Belakang

Segala puji hanya bagi Allah SWT tuhan semesta alam. Dialah yang telah menurunkan air hujan dari langit yang kemudian tumbuhlah berbagai macam tumbuh-tumbuhan tang dengannya manusia bisa memanfaatkannya. Dia jugalah yang telah memberikan berbagai macam nikmat yang sangat banyak sejak kita lahir hingga dewasa kini.

Dalam kesempatan  ini  saya, menyampaikan  dalam  judul  bertema ” Manusia dan pandangan hidup ” yang mana tema ini merupakan kelanjutan  dari  pembahasan-pembahasan sebelumnya dalam mata kuliah  ilmu  budaya  dasar

Membahas   mengenai  teori  tentang  ilmu  budaya  dasar  manusia  dan  pandangan  hidup .  Sebagai suatu di disiplin  lmu yang berhubungan langsung dengan individu-individu yang menjadi substansi utama sebagai dasar  pembentukan suatu budaya apakah Ilmu budaya dasr mampu untuk membangun pandangan hidup seseorang ke arah yang lebih baik yakni dengan hadirnya pandangan hidup yang jelas pada diri seseorang.



b.      Rumusan Masalah

a.       Apa yang dimaksud pandangan hidup itu?

b.      Bagaimana pandangan hidup itu dibentuk?

c.       Bagaimana hubungan antara manusia dan pandangan hidup?



c.       Tujuan Pembahasan

a.       Untuk memahami hubungan manusia dengan pandangan hidup.

b.      Untuk memberikan suatu persepsi akan pentingnya pandangan hidup.

c.       Untuk memberikan dorongan bagi mereka yang lemah akan pandangan hidupnya.

  


  
  BAB II
PEMBAHASAN



Manusia dan pandangan hidup

2.1.  Pengertian Manusia Dan Pandanagan Hidup

 Menurut kamus bahasa Indonesia bahwa “manusia” diartikan sebagai makhluk yang berakal budi atau insan,[1][1] beda dengan hewan yang tak mempunyai akal, jadi secara tidak langsung kita dituntut untuk berpikir, Allah berfirman yang artinya : ” demikian lah allah menerangkan ayat-ayat nya kepadamu supata kamu berfikir” (QS. Al-Baqarah:219). dan yang dimaksud  pandangan hidup menurut Prof. Abdul Kadir Mohammad, S.H. didalam bukunya yang berjudul Ilmu Sosial Budaya Dasar adalah  hasil pemikiran dan pengalaman yang berupa nilai-nilai kehidupan yang memberikan manfaat, sehingga dijadikan pegangan, pedoman, pengarahan, atau petunjuk hidup

 Setiap masyarakat mempunyai arah dan pandangan hidup yang menjadi arah dan penentu masa depan mereka. Dilihat dari segi pola kehidupan masyarakat, pandangan hidup digolongkan menjadi dua (konsep), yaitu paandangan hidup tradisional dan pandangan hidup modern.

A.    Pandangan hidup tradisional

Pandangan hidup tidak akan berfungsi secara wajar jika tidak digunakan dalam kehidupan bermasyarakat. Apabila manusia itu hidup bermasyarakat maka akan terjadi suatu proses interaksi yang teratur guna mewujudkan tradisi hidup bersama dan keteraturan tersebut harus di patuhi oleh setiap anggota masyarakat karna dianggap baik, benar, bermanfaat, dan menguntungkan semua pihak dalam mencapai tujuan hidup bersama, hal tersebut terjadi secara terus-menerus sehingga menjadi kebiasaan yang membudaya. Dalam pandangan Ilmu Sosial Budaya Dasar pandangan sosial ini disebut sistem nilai budaya. Karena berkembang secara turun menurun sesuai dengan tradisi masyarakat, maka sistem nilai budaya ini disebut juga pandangan hidup tradisional.

Pandangan hidup tradisional merupakan gambaran pola hidup berdasarkan berbagai macam norma kehudupan tradisional, seperti:

1.      Norma kehidupan keagamaan disebut pandangan hidup tradisional.

2.      Norma kehidupan kekeluargaan disebut pandangan hidup tradisional kekeluargaan.

3.      Norma kehidupan gotong royong disebut pandangan hidup tradisional gotong royong, dll.  

Jadi, pandangan hidup tradisional disandarkan kepada nilai-nilai tradisi yang berkembng secara turun-temuruna yang oleh masyarakat dianggap bermanfaat, sehingga dijadikan pedoman bagi hidup mereka.
 2.3. Unsur-unsur pandangan hidup
a. Cita-cita

menurut  sudut  pendapat   saya ,  cita  - cita   harus   dikejar  dan  harus   bekerja  keras   agar  tujuan  bisa  di wujudkan  juga  di raih  oleh   kita  sendiri

Dengan demikian , cita-cita mempunyai pandangan masa depan dan merupakan pandangan hidup masa datang. Cita-cita merupakan semacam garis linear yang makin lama makin tinggi, dengan kata lain cita-cita mer upakan keinginan, harapan, dan tujuan hidup manusia yang makin tinggi tingkatnya. Mereka yanga mengharapkan masa depan yang lebih baik, pada umumnya adalah golongan muda yang pada masa sekarang belum memiliki posisi yang baik, dan pada masa lampau tidak memiliki sama sekali. Dapat atau tidaknya seseorang mencapai apa yang dicita citakannya tergantung pada tiga faktor:

1.      Manusianya, yaitu yang memiliki cita-cita 

Untuk mencapai cita-cita, faktor yang paling menentukan adalah manusiannya itu sendiri, terutama kualitasnya, karena manusia tanpa dilengkapi kemampuan tidak akan pernah dapat nebcapai cita-citanya, dengan kata lain, manusia seperti ini hanya berkhayal saja.[5][5] Ada tiga kategori sifat manusia berhubungan dengan cita-cita. Keras, lunak dan lemah. Orang yang keras tidak akan berhenti melakukan sesuatu hal sampai cita-citanya itu terwujud. Orang yang berhati keras biasanya akan memperoleh hasil dengan gemilang dan sukses. .

2.    Kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakannya

Pada dasarnya, ada dua kondisi yang dapat mempengaruhi tercapainy   cita-cita, yaitu yang menguntungkan dan dan yang menghambat. Faktor yang menguntungkan adalah faktor yang mamperlancar tercapainya suatu cita-cita, sedang faktor yang menghambat adalah kondisi yang merintangi tercapainya suatu cita-cita.

3.Seberapa tinggikah cita-cita yang hendak dicapai.

Tingginya suatu cita-cita merupakan suatu hal yang harus dipegangi oleh seorang manusiayang ingin mencapai cita-citanya. Bung Karno pernah menganjurkan agar seseorang menggantungkan cita-citanya setinggi bintang dilangit. Namun, seseorang tidak menelan kata-kata itu begitu saja, banyak hal yang harus dipertanyakan sebelum menentukan seberapa tinggi cita-cita yang ingin dicapai. Bagaimanakah faktor manusianya?  Mampukah yang bersangkutan mencapainya?  Bagaimanakah faktor kondisinya, mungkinkah hal itu?  Apakah dapat merupakan pendorong ataukah penghalang.



b. kebajikan

Kebajikan atau kebaikan  pada hakikatnya adalah perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama atau etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik dan makhluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik. Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi, yaitu :

a.Manusia sebagai pribadi, Yang menentukan baik-buruknya adalah suara hati. Suara hati itu semacam bisikan dalam hati untuk menimbang perbuatan baik atau tidak. Jadi suara hati itu merupakan hakim terhadap diri sendiri. Suara hati sebenarnya telah memilih yang baik, namun manusia seringkali tidak mau mendengarkan.

b..Manusia sebagai anggota masyarakat, Yang menentukan baik-buruknya     adalah suara hati masyarakat. Suara hati manusia adalah baik, tetapi belum  tentu suara hati masyarakat menganggap baik. Sebagai anggota masyarakat, manusia tidak dapat membebaskan diri dari kemasyarakatan.

c.Manusia sebagai makhluk tuhan, manusia pun harus mendengarkan suara hati Tuhan. Suara Tuhan selalu membisikkan agar manusia berbuat baik dan mengelakkan perbuatan yang tidak baik. Jadi, untuk mengukur perbuatan baik dan buruk, harus kita dengar pula suara Tuhan atau Kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan berbentuk Hukum Tuhan atau Hukum agama.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku seseorang terdiri dari tiga hal, yaitu pembawaan, lingkungan dan pengalaman.

Pembawaan, Keturunan telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan, karena pembawaan meru[akan hal yang diturunkanatau di pusakaidari orang tua. Uniknya dalam saudara sekandung tidak ada yang memiliki pembawaan yang sama.

Lingkungan, Lingkungan (environment) merupakan alam kedua yang membentuk tingkah laku seseorang (secondary nature) setelah seorang anak lahir. Lingkungan yang membentuk jiwa seseorang terdiri dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Dalam praktiknya, dari ketiga faktor di atas timbul pertanyaan, manakah yang paling dominan untuk mempengaruhi seseorang? Sulit diberikan jawaban karena ketiga-tiganya terjalin sangat erat. Di samping itu, ketiga faktor tersebut mempunyai kekuatan yang berbeda  dalam membentuk pribadi seseorang. Diibaratkan, semua gelas di meja diisi minuman kopi, tetapi rasanya di antara yang satu denganyang lain berbeda. Hal itu salah satunya disebabkan oleh kualitas kopinya. Yang berbeda. Jelaslah kiranya, mengapa terjadi perbedaan kepribadian seseorang dari yang lain. Salah satu sebab adalah karena kualitasnya yang berbeda-beda.  

c.       Sikap hidup

Sikap hidup adalah keadaan hati dalam menghadapi hidup ini. Apakah kita mempunyai sikap positif ataukah negative. Apakah kita mempunyai sikap optimis atau pesimis? Apakah kita mempunyai sikap apatis

Sedangkan yang disebut norma moral adalah nilai nilai dalam masyarakat dalam hubungannya dengan moral dan atau kesusilaan. Suatu hal yang paling peka dalam hubungannya dengan moral adalah hubungan seksual. Dalam ikatan pernikahan hubungan seksual antara suami dan istri itu sah adanya sehingga anak yang dihasilkan merupakan anak yang sah semua itu telah diatur dalam hukum, bisa hukum civil, bisa juga hukum agama.

  Keyakinan atau kepercayaan

Keyakinan atau kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan tuhan. Untuk dapat mengetahui hal ini dapat kita ikuti uraian Prof. Dr. Harun Nasution (1981) mengenai aliran-aliran filsafat. Yaitu aliran naturalism, intelektualisme, dan aliran gabungan.

     1.      Aliran naturalism

Hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari natur dan natur itu dari tuhan. Akan tetapi bagi yang tidak percaya pada tuhan, natur itulah yang tertinggi. Tuhan menciptakan alam semesta lengkap dengan hokum-hukum nya. Manusia hanyalah manusia yang lemah hanya mampu berusaha dan berencana, pada akhirnya hanya tuhan lah yang menentukan.

Aliran naturalisme berintikan spekulasi, mungkin tuhan itu ada atau tidak ada , yang bisa dijadikan landasan adalah keyakinan. Manusia adalah ciptaan tuhan, oleh karena itu manusia mengabdi kepada tuhan berdasarkan ajaran tuhan, yaitu agama.

Ajaran agama ada dua macam:

      a.       Ajaran agama yang dogmatik, sjfat nya absolut, yang disampaikan oleh tuhan melalui nabi. Dan terdapat  dalam kitab suci alqur’an.

      b.      Ajaran agama dari para pemuka agama, yaitu sebagai hasil pemikiran manusia. Sifatnya relatif.

     c.Aliran intelektualisme

Dasar aliran ini adalah logika, manusia mengutamakan akal, dengan akal manusia berfikir, mereka menyatakan bahwa kebajikan itu diputuskan melalui akal, walaupun kadang berbenturan dengan hati nurani.

Akal berasal dari kata bahasa arab, yaitu kalbu yang berarti hati, sehingga muncullah ungkapan “hati nurani”, yang artinya daya rasa. Di barat hati nurani ini menipis, justru yang mereka kedepankan adalah akal/logika, berbeda dengan orang timur menurut akal benar belum tentu menurut hati nurani benar.

Ø    Aliran gabungan

Aliran ini gabungan dari dua aliran diatas, yaitu menggabungkan antara suara hati dan suara akal.

 Jika hati nurani dinomor duakan maka, mereka tidak lagi berfikir individu tetapi kolektif (yaitu dengan masyarakat), dan aliran ini dinamakan aliran sosial

 Dan jika antara hati nurani dan akal itu berimbang, maka akan diputuskan sesuatu yang benar menurut akal dan hati nurani, paham ini d inamakan sosialisme religius.

BAB III PENUTUP

4.1. KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa

Pandangan Hidup merupakan suatu dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan jasmani dan rohani. Pandangan hidup ini sangat bermanfaat bagi kehidupan individu, masyarakat, atau negara. Semua perbuatan, tingkah laku dan aturan serta undang-undang harus merupakan pancaran dari pandangan hidup yang telah dirumuskan.

Setiap orang, baik dari tingkatan yang paling rendah sampai dengan tingkatan yang paling tinggi, mempunyai cita-cita hidup. Hanya kadar cita-citanya sajalah yang berbeda. Bagi orang yang kurang kuat imannya ataupun kurang luas wawasannya, apabila gagal mencapai cita-cita, tindakannya biasanya mengarah pada hal-hal yang bersifat negative.

Dalam pembagiannya pandangan hidup dapat di bagi menjadi

Cita-cita

 Hal yang berkaitan dengan tujuan hidup seseorang menyangkut masa depan. Di dalamnya tersimpan sejuta harapan dan perasaan yang menggebu-gebu untuk mewujudkannya menjadi hal yang mungkin bukan mustahil.
Kebajikan
Perbuatan dimana seseorang berbuat kebaikan kepada oranglain untuk membantunya tanpa mengharapkan pamrih.

Sikap hidup

 Sikap hidup adalah keadaan hati dalam menghadapi hidup ini. Apakah kita mempunyai sikap positif ataukah negative. Apakah kita mempunyai sikap optimis atau pesimis? Apakah kita mempunyai sikap apatis?



Daftar  pustaka

Prof. Abdul Kadir Mohammad, S.H., Ilmu sosial budaya dasar, Bandung: PT. Citra aditya bakti,                                                                                                                                       2005.

Dr. Supartono W., M.M., Ilmu budaya dasar, Bogor: Ghalia indonesia, 2003.

Drs. Djokowidagedho, dkk., ilmu budaya dasarjakarta: PT. bumi aksara, 2001.

Tim penyusun kamus bahasa Indonesia, kamus bahasa Indonesia, Jakarta: pusat bahasa depdiknas, 2008.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar