MAKALAH ILMU
BUDAYA DASAR
‘’MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP’’
NAMA :
META DWI HAPSARI
NPM :
14215146
JURUSAN : MANAGEMENT
TUGAS : SOFT SKILL
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga
selesai . Tidak mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari berbagai
pihak yang telah
membantu saya.
Dan
harapan saya, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
BEKASI,1 FEBUARI 2016
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar
Belakang
Segala puji hanya bagi Allah SWT tuhan semesta alam.
Dialah yang telah menurunkan air hujan dari langit yang kemudian tumbuhlah
berbagai macam tumbuh-tumbuhan tang dengannya manusia bisa memanfaatkannya. Dia
jugalah yang telah memberikan berbagai macam nikmat yang sangat banyak sejak
kita lahir hingga dewasa kini.
Dalam kesempatan
ini saya, menyampaikan dalam
judul bertema ” Manusia dan
pandangan hidup ” yang mana tema ini merupakan kelanjutan dari pembahasan-pembahasan sebelumnya dalam mata
kuliah ilmu budaya
dasar
Membahas mengenai
teori tentang ilmu
budaya dasar manusia
dan pandangan hidup . Sebagai suatu di disiplin lmu yang berhubungan langsung dengan
individu-individu yang menjadi substansi utama sebagai dasar pembentukan suatu budaya apakah Ilmu budaya
dasr mampu untuk membangun pandangan hidup seseorang ke arah yang lebih baik
yakni dengan hadirnya pandangan hidup yang jelas pada diri seseorang.
b. Rumusan
Masalah
a. Apa yang
dimaksud pandangan hidup itu?
b. Bagaimana
pandangan hidup itu dibentuk?
c. Bagaimana
hubungan antara manusia dan pandangan hidup?
c. Tujuan
Pembahasan
a. Untuk
memahami hubungan manusia dengan pandangan hidup.
b. Untuk memberikan
suatu persepsi akan pentingnya pandangan hidup.
c. Untuk
memberikan dorongan bagi mereka yang lemah akan pandangan hidupnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Manusia dan pandangan hidup
2.1. Pengertian Manusia Dan Pandanagan
Hidup
Menurut kamus bahasa Indonesia bahwa “manusia”
diartikan sebagai makhluk yang berakal budi atau insan,[1][1] beda dengan hewan yang
tak mempunyai akal, jadi secara tidak langsung kita dituntut untuk berpikir,
Allah berfirman yang artinya : ” demikian lah allah menerangkan ayat-ayat nya
kepadamu supata kamu berfikir” (QS. Al-Baqarah:219). dan yang dimaksud pandangan hidup menurut Prof. Abdul
Kadir Mohammad, S.H. didalam bukunya yang berjudul Ilmu Sosial Budaya Dasar adalah hasil pemikiran dan pengalaman yang
berupa nilai-nilai kehidupan yang memberikan manfaat, sehingga dijadikan
pegangan, pedoman, pengarahan, atau petunjuk hidup
Setiap masyarakat mempunyai arah dan pandangan
hidup yang menjadi arah dan penentu masa depan mereka. Dilihat dari segi pola
kehidupan masyarakat, pandangan hidup digolongkan menjadi dua (konsep), yaitu
paandangan hidup tradisional dan pandangan hidup modern.
A. Pandangan
hidup tradisional
Pandangan hidup tidak akan berfungsi
secara wajar jika tidak digunakan dalam kehidupan bermasyarakat. Apabila
manusia itu hidup bermasyarakat maka akan terjadi suatu proses interaksi yang
teratur guna mewujudkan tradisi hidup bersama dan keteraturan tersebut harus di
patuhi oleh setiap anggota masyarakat karna dianggap baik, benar, bermanfaat,
dan menguntungkan semua pihak dalam mencapai tujuan hidup bersama, hal tersebut
terjadi secara terus-menerus sehingga menjadi kebiasaan yang membudaya. Dalam
pandangan Ilmu Sosial Budaya Dasar pandangan sosial ini disebut sistem nilai
budaya. Karena berkembang secara turun menurun sesuai dengan tradisi
masyarakat, maka sistem nilai budaya ini disebut juga pandangan hidup
tradisional.
Pandangan hidup tradisional merupakan
gambaran pola hidup berdasarkan berbagai macam norma kehudupan tradisional,
seperti:
1. Norma
kehidupan keagamaan disebut pandangan hidup tradisional.
2. Norma
kehidupan kekeluargaan disebut pandangan hidup tradisional kekeluargaan.
3. Norma
kehidupan gotong royong disebut pandangan hidup tradisional gotong royong,
dll.
Jadi, pandangan hidup tradisional
disandarkan kepada nilai-nilai tradisi yang berkembng secara turun-temuruna
yang oleh masyarakat dianggap bermanfaat, sehingga dijadikan pedoman bagi hidup
mereka.
2.3. Unsur-unsur pandangan hidup
a. Cita-cita
menurut
sudut pendapat saya ,
cita - cita harus
dikejar dan harus
bekerja keras agar
tujuan bisa di wujudkan
juga di raih oleh
kita sendiri
Dengan demikian , cita-cita mempunyai pandangan
masa depan dan merupakan pandangan hidup masa datang. Cita-cita merupakan
semacam garis linear yang makin lama makin tinggi, dengan kata lain cita-cita
mer upakan keinginan, harapan, dan tujuan hidup manusia yang makin tinggi
tingkatnya. Mereka yanga mengharapkan masa depan yang lebih baik, pada umumnya
adalah golongan muda yang pada masa sekarang belum memiliki posisi yang baik,
dan pada masa lampau tidak memiliki sama sekali. Dapat atau tidaknya seseorang
mencapai apa yang dicita citakannya tergantung pada tiga faktor:
1. Manusianya,
yaitu yang memiliki cita-cita
Untuk mencapai cita-cita, faktor yang
paling menentukan adalah manusiannya itu sendiri, terutama kualitasnya, karena
manusia tanpa dilengkapi kemampuan tidak akan pernah dapat nebcapai
cita-citanya, dengan kata lain, manusia seperti ini hanya berkhayal saja.[5][5] Ada
tiga kategori sifat manusia berhubungan dengan cita-cita. Keras, lunak dan
lemah. Orang yang keras tidak akan berhenti melakukan sesuatu hal sampai
cita-citanya itu terwujud. Orang yang berhati keras biasanya akan memperoleh
hasil dengan gemilang dan sukses. .
2. Kondisi yang dihadapi selama
mencapai apa yang dicita-citakannya
Pada dasarnya, ada dua kondisi yang dapat mempengaruhi
tercapainy cita-cita, yaitu yang menguntungkan dan dan yang
menghambat. Faktor yang menguntungkan adalah faktor yang mamperlancar
tercapainya suatu cita-cita, sedang faktor yang menghambat adalah kondisi yang
merintangi tercapainya suatu cita-cita.
3.Seberapa tinggikah cita-cita yang
hendak dicapai.
Tingginya suatu cita-cita merupakan suatu hal yang
harus dipegangi oleh seorang manusiayang ingin mencapai cita-citanya. Bung
Karno pernah menganjurkan agar seseorang menggantungkan cita-citanya setinggi
bintang dilangit. Namun, seseorang tidak menelan kata-kata itu begitu saja,
banyak hal yang harus dipertanyakan sebelum menentukan seberapa tinggi
cita-cita yang ingin dicapai. Bagaimanakah faktor manusianya? Mampukah
yang bersangkutan mencapainya? Bagaimanakah faktor kondisinya,
mungkinkah hal itu? Apakah dapat merupakan pendorong ataukah
penghalang.
b. kebajikan
Kebajikan atau kebaikan pada hakikatnya
adalah perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama atau
etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik dan
makhluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik.
Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi, yaitu :
a.Manusia sebagai pribadi, Yang menentukan
baik-buruknya adalah suara hati. Suara hati itu semacam bisikan dalam hati
untuk menimbang perbuatan baik atau tidak. Jadi suara hati itu merupakan hakim
terhadap diri sendiri. Suara hati sebenarnya telah memilih yang baik, namun
manusia seringkali tidak mau mendengarkan.
b..Manusia sebagai anggota masyarakat, Yang
menentukan baik-buruknya adalah suara
hati masyarakat. Suara hati manusia adalah baik, tetapi belum tentu suara hati masyarakat menganggap baik.
Sebagai anggota masyarakat, manusia tidak dapat membebaskan diri dari
kemasyarakatan.
c.Manusia sebagai makhluk tuhan, manusia
pun harus mendengarkan suara hati Tuhan. Suara Tuhan selalu membisikkan agar
manusia berbuat baik dan mengelakkan perbuatan yang tidak baik. Jadi, untuk
mengukur perbuatan baik dan buruk, harus kita dengar pula suara Tuhan atau
Kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan berbentuk Hukum Tuhan atau Hukum agama.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku seseorang
terdiri dari tiga hal, yaitu pembawaan, lingkungan dan pengalaman.
Pembawaan, Keturunan telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam
kandungan, karena pembawaan meru[akan hal yang diturunkanatau di pusakaidari
orang tua. Uniknya dalam saudara sekandung tidak ada yang memiliki pembawaan
yang sama.
Lingkungan, Lingkungan (environment) merupakan alam kedua yang membentuk tingkah
laku seseorang (secondary nature) setelah seorang anak lahir. Lingkungan yang
membentuk jiwa seseorang terdiri dari lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat.
Dalam praktiknya, dari ketiga faktor di atas timbul
pertanyaan, manakah yang paling dominan untuk mempengaruhi seseorang? Sulit
diberikan jawaban karena ketiga-tiganya terjalin sangat erat. Di samping itu,
ketiga faktor tersebut mempunyai kekuatan yang berbeda dalam
membentuk pribadi seseorang. Diibaratkan, semua gelas di meja diisi minuman
kopi, tetapi rasanya di antara yang satu denganyang lain berbeda. Hal itu salah
satunya disebabkan oleh kualitas kopinya. Yang berbeda. Jelaslah kiranya,
mengapa terjadi perbedaan kepribadian seseorang dari yang lain. Salah satu
sebab adalah karena kualitasnya yang berbeda-beda.
c. Sikap
hidup
Sikap hidup adalah keadaan hati dalam menghadapi hidup
ini. Apakah kita mempunyai sikap positif ataukah negative. Apakah kita
mempunyai sikap optimis atau pesimis? Apakah kita mempunyai sikap apatis
Sedangkan yang disebut norma moral adalah nilai nilai
dalam masyarakat dalam hubungannya dengan moral dan atau kesusilaan. Suatu hal
yang paling peka dalam hubungannya dengan moral adalah hubungan seksual. Dalam
ikatan pernikahan hubungan seksual antara suami dan istri itu sah adanya
sehingga anak yang dihasilkan merupakan anak yang sah semua itu telah diatur
dalam hukum, bisa hukum civil, bisa juga hukum agama.
Keyakinan atau kepercayaan
Keyakinan atau kepercayaan yang menjadi dasar
pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan tuhan. Untuk dapat mengetahui
hal ini dapat kita ikuti uraian Prof. Dr. Harun Nasution (1981) mengenai
aliran-aliran filsafat. Yaitu aliran naturalism, intelektualisme, dan aliran
gabungan.
1. Aliran
naturalism
Hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib
yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari natur dan natur itu
dari tuhan. Akan tetapi bagi yang tidak percaya pada tuhan, natur itulah yang
tertinggi. Tuhan menciptakan alam semesta lengkap dengan hokum-hukum nya.
Manusia hanyalah manusia yang lemah hanya mampu berusaha dan berencana, pada
akhirnya hanya tuhan lah yang menentukan.
Aliran naturalisme berintikan spekulasi, mungkin
tuhan itu ada atau tidak ada , yang bisa dijadikan landasan adalah keyakinan.
Manusia adalah ciptaan tuhan, oleh karena itu manusia mengabdi kepada tuhan
berdasarkan ajaran tuhan, yaitu agama.
Ajaran agama ada dua macam:
a. Ajaran
agama yang dogmatik, sjfat nya absolut, yang disampaikan oleh tuhan melalui
nabi. Dan terdapat dalam kitab suci alqur’an.
b. Ajaran
agama dari para pemuka agama, yaitu sebagai hasil pemikiran manusia. Sifatnya
relatif.
c.Aliran
intelektualisme
Dasar aliran ini adalah logika, manusia mengutamakan
akal, dengan akal manusia berfikir, mereka menyatakan bahwa kebajikan itu
diputuskan melalui akal, walaupun kadang berbenturan dengan hati nurani.
Akal berasal dari kata bahasa arab, yaitu kalbu yang
berarti hati, sehingga muncullah ungkapan “hati nurani”, yang artinya daya
rasa. Di barat hati nurani ini menipis, justru yang mereka kedepankan adalah
akal/logika, berbeda dengan orang timur menurut akal benar belum tentu menurut hati
nurani benar.
Ø
Aliran gabungan
Aliran ini gabungan dari dua aliran diatas, yaitu
menggabungkan antara suara hati dan suara akal.
Jika hati nurani dinomor duakan maka, mereka
tidak lagi berfikir individu tetapi kolektif (yaitu dengan masyarakat), dan aliran
ini dinamakan aliran sosial
Dan jika antara hati nurani dan akal itu
berimbang, maka akan diputuskan sesuatu yang benar menurut akal dan hati
nurani, paham ini d inamakan sosialisme religius.
BAB III PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas, dapat
disimpulkan bahwa
Pandangan Hidup merupakan suatu
dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan jasmani dan rohani. Pandangan
hidup ini sangat bermanfaat bagi kehidupan individu, masyarakat, atau negara.
Semua perbuatan, tingkah laku dan aturan serta undang-undang harus merupakan
pancaran dari pandangan hidup yang telah dirumuskan.
Setiap orang, baik dari tingkatan yang paling rendah
sampai dengan tingkatan yang paling tinggi, mempunyai cita-cita hidup. Hanya
kadar cita-citanya sajalah yang berbeda. Bagi orang yang kurang kuat imannya
ataupun kurang luas wawasannya, apabila gagal mencapai cita-cita, tindakannya
biasanya mengarah pada hal-hal yang bersifat negative.
Dalam pembagiannya pandangan hidup dapat di bagi
menjadi
Cita-cita
Hal yang berkaitan dengan tujuan
hidup seseorang menyangkut masa depan. Di dalamnya tersimpan sejuta harapan dan
perasaan yang menggebu-gebu untuk mewujudkannya menjadi hal yang mungkin bukan
mustahil.
Kebajikan
Perbuatan dimana seseorang berbuat kebaikan kepada oranglain untuk membantunya tanpa mengharapkan pamrih.
Kebajikan
Perbuatan dimana seseorang berbuat kebaikan kepada oranglain untuk membantunya tanpa mengharapkan pamrih.
Sikap hidup
Sikap hidup adalah keadaan hati dalam menghadapi
hidup ini. Apakah kita mempunyai sikap positif ataukah negative. Apakah
kita mempunyai sikap optimis atau pesimis? Apakah kita mempunyai sikap apatis?
Daftar pustaka
Prof. Abdul Kadir Mohammad, S.H., Ilmu
sosial budaya dasar, Bandung: PT. Citra aditya
bakti, 2005.
Dr. Supartono W., M.M., Ilmu budaya dasar,
Bogor: Ghalia indonesia, 2003.
Drs. Djokowidagedho, dkk., ilmu budaya
dasar, jakarta: PT. bumi aksara, 2001.
Tim penyusun kamus bahasa Indonesia, kamus
bahasa Indonesia, Jakarta: pusat bahasa depdiknas, 2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar