Jumat, 01 Desember 2017

tugas kelompok softkill nomor 3 a dan 3b


Nama  kelompok   :
 -  META  DWI  HAPSARI
-   M . REVKY  IRVIANZA
- NOVIA  ANGELLITA  S
- YOLANDA  DAMERIA  BR  SIALLAGAN
KELAS   :  3EA24
3..Memaparkan  tentang bagaimana perekonomian indonesia bisa bertahan dalam  tantangan  fitrade
AFTA 2015 menjadi peluang sekaligus harapan bagi pengusaha Indonesia dan ASEAN. Bagi pengusaha lokal,  manfaat yang bisa diambil antara lain peluang pasar yang semakin besar dan luas bagi produk Indonesia. Bayangkan saja dengan penduduk sebesar ± 600 juta dan tingkat pendapatan masyarakat yang beragam, pasar ASEAN tentu menjanjikan.
Sejumlah pelaku usaha, khususnya untuk para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang belum memiliki kualitas dan kemampuan dalam hal memasarkan produk mereka, ini juga menjadi ancaman tersendiri.  Karena memang pada AFTA tahun 2015 produk-produk mereka harus bisa bersaing dengan produk seluruh negara ASEAN. Yang harus dengan serius diperhatikan adalah sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, sehingga bisa bersaing dengan SDM negara ASEAN lainnya. Salah satu contoh simple nya adalah, tenaga kerja dari negara-negara lain di ASEAN bisa bebas bekerja di Indonesia, begitu juga sebaliknya. Perlunya juga peran aktif dari masyarakat agar tidak terlalu tertarik oleh produk impor yang masuk, agar terjadinya keseimbangan pasar.
Dengan terbukanya pasar bebas antar negara baik dari skala regional maupun dunia yaitu disatu sisi membuka kesempatan kerjasama antar negara yang seluas-luasnya, namun di sisi lain membawa persaingan yang semakin tajam dan ketat. Begitu juga dengan hadirnya AFTA. Dipastikan persaingan menjadi semakin ketat.
Salah satu yang wajib dilakukan Indonesia agar bisa bertahan ketika adanya AFTA adalah dengan melakukan penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI), untuk menjamin mutu maupun daya saing produk bidang ketenagalistrikan, serta sebagai filter bagi masuknya produk-produk asing yang tidak memenuhi standar ke Indonesia. Sebut saja pemenuhan keselamatan ketenagalistrikan pada setiap instalasi ketenagalistrikan seperti yang telah di amanahkan dalam UU 30 Tahun 2009

3 b . bagaimana  koperasi  bisa  terus  bertahan menghadapi adanya  tawaran  asing  yang  memberikan  modal  perkembangan modal  buat  perkembangan  usaha .
Perkembangn Jnumlah Unit dan Tenaga Kerja di UKM
Jumlah   unit  UKM    bervariasi   menurut   sektor, dan   terutama   UKterkonsentrasi  di   pertanian , peternakan , kehutanan , dan  perikanan. Tahun  1997, jumlah  UK   di sektor   tersebut  tercatat   22 .511 .588   unit, dan   tahun  1998  jumlah  meningkat    menjadi  23.097.871  unit, atau tumbuh  2,6% (dibandingkan UM yang tumbuh,1,2%).
Distribusi   jumlah   unit   usaha    menurut    skala   usaha  dan  sektor  menunjukkan bahwa di satu sisi, UKM memiliki keunggulan atas UB di pertanian, dan di sisi lain, dilihat   dari  jenis   produk   yang   dibuat, jenis   teknologi   dan    alat-alat   produksi    yang   dipakai, dan    metode   produksi   yang diterapkan, UKM di Indonesia pada umumnya masih dari kategori usaha ‘primitif’.
Perkembangan  UKM  di  Industri   pengolahan   dan   perdagangan   berdasarkan data  Deperindag   menunjukkan   bahwa   secara  umum  jumlah  unit  industri   kecil   dan   menengah   (IKM)  dan  dagang   kecil   dan  menengah  (DKM)  selama periode  1998-2001  mengalami  peningkatan  masing-masing dari  2,1  juta  ke hampir 2,9  juta   unit  dan  dari 8,3  juta  ke hampir  9,7  juta  unit. Di  dalam kelompok  IKM, jumlah   unit  IK   tumbuh   rata-rata  11,1%  per tahun,  yang masing-masing  hanya  sekitar  6% lebih,  sedangkan  jumlah  unit  DKM tumbuh rata-rata  5,13%  per tahun, juga  lebih   tinggi  di  bandingkan  rekannya   dari  skala yang lebih besar
Pentingnya  UKM   sebagai   salah   satu   sumber   pertumbuhan   kesempatan  kerja di Indonesia  tidak   hanya  tercerminkan   pada   kondisi   statis, yakni  jumlah  orang yang  bekerja  di   kelompok  usaha  tersebut   yang   jauh  lebih  banyak  daripada yang diserap oleh UB, tetapi juga dapat dilihat pada kondisi dinamis, yakni dari laju kenaikannya  setiap  tahun  yang   lebih   tinggi   daripada   di UB.  Di dalam kelompok  UKM   juga   terdapat    perbedaan   antara   UK  dan  UM. Dengan  laju pertumbuhan   rata-rata  per tahun  di UK   yang  relatif   lebih   tinggi   di bandingkan   di   UM   dan   UB, maka   secara  relatif   kontribusi   penyerapan  L  di UK    meningkat   selama   periode    yang   diteliti, dari   87,62%   tahun 1997 ke 88,59tahun2001.
Informasi  mengenai  UK   di  industri   pengolahan  dari   data  BPS  dalam publikasi  tahunannya   statistik  Indonesia  2001  menunjukkan  bahwa  jumlah  unit IMI  jauh  lebih  banyak  di bandingkan   jumlah  unit  IK, dan  ini  memang merupakan salah satu karakteristik dari UK di LDCs atau  negara-negara berpendapatan  rendah, dibandingkan  di  Dcs  atau  negara-negara   berpendapatan tinggi,  di mana  UK  pada  umumnya   adalah  usaha   modern. Dan   kelompok usaha   tersebut  sangat  dominan  di  industri-industri  yang  memproduksi  barang-barang konsumsi sederhana seperti makanan dan minuman, tekstil dan produk-produknya (TPT), dan produk-produk   dari   kayu.
Nilai Output dan Input
Peran  UKM d i Indonesia  dalam   bentuk    kontribusi  output  terhadap pembentukan   atau   pertumbuhan  PDB  cukup  besar, walaupun  tidak  sebesar kontribusinya   terhadap  penciptaan   kesempatan  kerja. Kontribusi  NO  atau  NT dari  UK  terhadap   pembentukan  PDB   jauh   lebih  besar  dibandingkan kontribusi  dari  UM. Akan tetapi, perbedaan   ini   tidak   dikarenakan   tingkat produktivitas  di  UK   lebih  tinggi  daripada  di  UM, melainkan  lebih  di dorong oleh   jumlah  unit  dan  L  yang   memang  jauh  lebih  banyak   di UK dibandingkan   di   UM   (dan UB).   Dari   data   BPS  (statistik   Indonesia   2001) mengenai   NO  dan  NT  dari   UK   di sektor   industri   manufaktur   menurut kelompok  industri. Ada  beberapa  hal  yang  menarik. Pertama , NO  atau NT bervariasi  menurut  subsektor, dan  yang  paling  banyak  (seperti   juga  yang  di tunjukkan   oleh data   dari   sumber-sumber  lain) terdapat    di  tiga  subsektor,
Ekspor
Selain  kontribusinya   terhadap  pertumbuhan  kesempatan   kerja   dan   sebagai  salah satu sumber penting  pendapatan, UKM   di   Indonesia   juga  sangat   diharapkan karena   memang  mempunyai   potensi   besar   sebagai   salah   satu   sumber   penting perkembangan  (diversifikasi) dan    pertumbuhan  X,   khusunya  X    manufaktur. Kemampuan   UKM   Indonesia   untuk  merealisasikan   potensi-X nya   ditentukan oleh   suatu   kombinasi   dari  sejumlah   faktor – faktor   keunggulan   relatif yang dimiliki   Ukm   Indonesia  atas   pesaing-pesaingnya , baik  dari   dalam  (UB)   maupun  luar negeri. Data  Deperindag  juga  memberikan   informasi  mengenai perkembangan   kinerja   X   dari   IK  untuk  sejumlah  komoditi. Dari  segi nilai X, pakaian   jadi, batik  dan  TPT  lainnya  serta  barang-barang  jadi  dari  kulit  seperti  tas   merupakan    X  unggulan  IK. Secara  keseluruhan, nilai  X  dari  IK  setiap  tahun sangat  kecil  jika   di bandingkan   dengan  IM   dan  IB. Data  Deperindag menunjukkan   bahwa  dalam   tahun   2001   saham  X   dari   IK   sebagai  suatu persentase   dari   ekspor   total   dari produk-produk   nonmigas   sekitar  6,9%, sedikit naik dibandingkan tahun 1999 yang sebesar 6,1%.
Penanaman Modal Asing
Bentuk Hukum, Kedudukan dan Daerah Berusaha
Menurut   pasal  3   UPMA   perusahaan   yang   dimaksud   dalam  pasal  1  yang dijalankan  untuk  seluruhnya  atau   bagian   terbesar   di   Indonesia    sebagai kesatuan   perusahaan  tersendiri   harus   berbentuk    Badan   Hukum  menurut Hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia.
Penanaman   modal   asing  oleh  seorang  asing, dalam  statusnya   sebagai  orang perseorangan, dapat   menimbulkan   kesulitan  /ketidak   tegasan   di bidang   hukum Internasional.
 Ø  TenagaKerja
Menurut   pasal  9 UPMA    pemilik  modal   mempunyai  wewenang  sepenuhnya untuk   menentukan   direksi    perusahaan-perusahaan   di   mana   modalnya   ditanam.
Kepada   pemilik   modal   asing   diperkenankan   sepenuhnya   menetapkan  direksi perusahaannya.  Kiranya hal demikian itu sudah sewajarnya karena penanaman modal asing  ingin  menyerahkan pengurusan  modal    kepada   orang  yang  dipercayanya. Dalam pasal 10 ditegaskan, bahwa perusahaan-perusahaan modal asing wajib memenuhi kebutuhan akan tenaga kerjanya dengan warganegara Indonesia kecuali dalam hal-hal tersebut pada pasal 11.
Ø  Pemakaian Tanah
Dalam  pasal   14  UPMA   disebutkan, bahwa  untuk   keperluan  perusahaan-perusahaan modal asing dapat diberikan tanah dengan hak guna bangunan, hak guna usaha, dan hak pakai menurut peraturan perundangan yang berlaku.
Ketentuan   pasal 14 ini yang memungkinkan diberikannya tanah kepada perusahaan-perusahaan yang bermodal asing bukan saja dengan hak pakai, tetapi juga dengan hak guna bangunan dan hak guna usaha, merupakan penegasan dari apa yang ditentukan di dalam pasal 55 ayat 2 Undang-undang Pokok Agraria.
F. Jangka Waktu Penanaman Modal Asing, Hak Transfer dan Repatriasi
Pasal   18   UPMA   menegaskan, bahwa   dalam   setiap   izin   penanaman   modal asing  ditentukan    jangka   waktu   berlakunya  yang   : tidak  melebihi 30 (tigapuluh) tahun.
Selanjutnya   (menurut   Penjelasan   Pasal  18   UPMA)  diadakan   ketentuan-ketentuan   sebaga  iberikut :
a. Perusahaan   Modal  Asing   harus  mengadakan   pembukaan    ter-sendiri dari modal asingnya;
b. Untuk    menetapkan    besarnya   modal   asing    maka   jumlahnya    harus dikurangi   dengan   jumlah-jumlah  yang   dengan  jalan   repatriasi  telah   ditransfer;
c. Tiap  tahun    perusahaan   diwajibkan  menyampaikan kepada Pemerintah suatu ikhtisar dari modal asingnya.
Mengenai hak transfer, dalam pasal 19 UPMA ditetapkan sebagai berikut :
1) Kepada perusahaan modal asing diberikan hak transfer dalam valuta asing dari modal atas dasar nilai tukar yang berlaku untuk :
a. Keuntungan yang diperoleh modal sesudah dikurangi pajak-pajak dan kewajiban-kewajiban pembayaran lain;
b. biaya-biaya yang berhubungan dengan tenaga asing yang dipekerjakan di Indonesia;
c. biaya-biaya lain yang ditentukan lebih lanjut;
d. penyusutan atas aht-alat perlengkapan tetap;
e. kompensasi dalam hal nasionalisasi.
2)Pelaksanaan transfer ditentukan lebih lanjut oleh Pemerintah.
modal asing. Dirasakan  adil apabila  perusahaan-perusahaan   yang   menggunakan modal asing tidak diperbolehkan merepatriasi   modalnya  mentransfer   penyusutan selama  perusahaan-perusahaan  itu  masih   memperoleh  kelonggaran-kelonggaran perpajakan dan pungutan-punguta lain. Perlu diterangkan bahwa transfer keuntungan modal  asing  dapat  dilakukan  juga  selama  perusahaan itu memperoleh  kelonggaran-kelonggaran  perpajakan  dan   pungutan-pungutan   lain.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar