Jumat, 13 April 2018

TUGAS ANGGOTA KELOMPOK SOFTKILL NEO UTILITARIANISME

TUGAS  SOFTKILL   NEO   UTILITARIANISME 

DISUSUN  OLEH   :  

                         NAMA  KELOMPOK    : 

                   -  AFRIAN   WAHYU  PRATAMA 
                   -   ASYROFI  ELGA  MIRAJ 
                   -   META DWI  HAPSARI 
                   -  NOVIA  ANGELLITA  S 
                   -   ELFRIDO 
KELAS                                               :  3EA24


UNIVERSITAS  GUNADARMA
FALKUTAS  EKONOMI
JURUSAN  MANAJEMEN
2018/2019


Berasal  Utilitarisme  adalah  suatu  teori  dari  segi  etika  normative  yang  menyatakan  bahawa  tindakan  yang patut  adalah  yang  memaksimalkan  penggunaan (utility) , biasanya  didefiniskan sebagai   memaksimalkan  kebahagiaan  dan  mengurangi  penderitaa “ utilitarisme “  berasal  dari  kata lati utilis , yang  berarti  berguna , bermanfaat,berfaedah , atau  menguntungkan .  istilah ini  juga sering  disebut   sebagai   teori  kebahagiaan  muridnya ,  john   stuart mill. Utilitarisme   merupakan  suatu   paham  etis  yang  berpendapat  bahwa  yang  baik  adalah  yang  berguna, berfaedah, dan  mengguntungkan .  sebaliknya, yang  jahat  atau  buruk   adalah  yang  tak  bermanfaat, tak  berfaedah  dan  merugikan . karena  itu  baik  buruknya  perilaku  dan  perbuatan  ditetapkan  dari segi  berguna ,berfaedah, dan  mengguntungkan  atau tidak .  dari  prinsip  ini  tersusunlah  teori  tujuan  perbuatan
Teori  tujuan  perbuatan 
Menurut  kaum utilitarisme , tujuan  perbuatan  sekurang  kurangnya  menghindari   atau  mengurangi   kerugian  yang  diakibatkan  oleh  perbuatan  yang  dilakukan   baik   bagi diri  sendiri  ataupun  orang lain .  adapun  misalnya   adalah  dengan  memperbesar  kegunaan , manfaat,  dan  keuntungan   yang  dihasilkan  oleh perbutan  yang  akan dilakukan . perbuatan  harus diusahkan  agar  mendatangkan  kebahagiaan  daripada  penderitaan , manfaat  daripada  kesia-siaan , keuntungan  daripada  kerugiaan, bagi sebagian   besar orang .  dengan  demikian, perbuatan  manusia  bai secara etis  dan  membawa   sebaik – baiknya   bagi  diri   sendiri  dan  orang  lain
Beberapa  ajaran  pokok
   v Seseorang  hendaknya  bertindak   sedemikian  rupa,   sehingga  memajukan kebahagiaan (kesenangan)  terbesar  dri  sejumlah  besar  orang
         Tindakaan  secara  moral  dapat  dibenarkan  jika  ia  menghasilkan  lebih  banyak  kebaikan  daripada  kejahatan , dibandingkan  tindakan  yang  mungkin  diambil dalam  situasi  dan  kondisi  yang  sama .
v  Secara  umum , harkat   atau  nilai   moral  tindakan   dinilai   menurut  kebaikan dan  keburukan  akibatnya .
Ajaran  bahwa  prinsip  kegunaan  tersebar    hendaknya    menjadi  criteria dalam perkara  etis . criteria   itu  harus   diterapkan   pada  konsekuensi  - konsekuensi  yang timbul dan  keputusan  - keputusan etis .
Utiliarisme  peraturan 
    v  Kriteria   penilian   moral  mendapatkan  dasar  pada ketaatan  terhadap  perilaku  moral                  umum .
v  Tindakan  moral  yang  dibenarkan  adalah  tindakan  yang didasabrkan   pada  peraturan  moral  yang  menghasilkan  akibat -  akibat  yang  lebig  baik .
Criteria  dan prisnisp etika  neo   utiilitarianisme
 secara  lebih  konkret  dalam  kerangka  etika  utiliarisme  kita dapat  merumuskan  tiga  criteria  objektid  yang  dapat  dijadikan  dasar objektif  sekaligus norma  untuk  menilai  suatu  kebijaksanaan  atau  tindakan . criteria  pertama  adalah  manfaat  yaitu  bahwa  kebijakan   atau  tindakan  itu  mendatangkan  manfaat  atau  kegunaan  tertentu.  jadi , kebijakaan  atau tindakan   yang baik  adalah   yang  menghasilkan  hal  yang  baik.
Criteria  kedua  adalah   manfaat   terbesar , yaitu  bahwa   kebijakan  atau  tindakan  itu  mendatangkan   manfaat  terbesar  ( untuk  dalam situasi  tertentu lebih  besar ) dibandingkan  dengan  kebijaksanaan   atau  tindakan   alternative  lainnya. Atau  kalau yang dipertimbangkan  adalah  soal  akibat  baik dan  akibat  buruk   dari suatu  kebijkaksanaan  atau  tindakan , maka  suatu kebijakan  atau  tindakan  dinilai   baik  secara moral  kalau mendatangkan  lebih  banyak manfaat   dibandingkan  dengan  kerugian .
Nilai  positif   etika  neo utilitarianisme
 Etika  ini  menggambarkan   apa  yang  sesugguhnya  menngmbarkan   apa  yang  sesungguhnya dilakukan  oleh  orang  yang  rasional  dalam  mengambil keputusan  kadalam  hidup ini  , khusunya  keputusan  moral , termasuk   juga  dalam  bidang  bisnis . ia  merusmuskan   prosedur   dan  pertimbang  banyak   digunakan   dalam  mengambil   sebuah  keputusan,  khusunya   yang   menyangkut   kepentingan   banyak   orang .
Neo  Utilitarianisme   sebagai  proses  dan sebagai standar  penilaian
 Dalam  wujud   yang  pertama   ini  , etika  utilitarisme  dipakai   untuk  perencanaan, untuk   mengatur  sasaran  dan  target   yang  hendak  dicapai . artinya, criteria  etika   neo utiltarianisme menjadi dasar utama dalam penyusunan program atau    perencanaan,khususnya  dari  suatu   kegiatan  yang  menyakut  kepentingan  banyak  orang. criteria  etika  neo utilitarianisme  lalu  berfungsi  juga  sebagai  criteria  seleksi   bagi  setiap  alternative  yang  bisa  diambil .  artinya, semua  alternative  yang  ada  lalu  dipilih  berdasarkan  sejauh   mana  alternatif  itu  punya  kemungkinan   untuk  mendatangkan  manfaat  terbesar   bagi   sebanyak  mungkin  orang
Kedua,  neo  ultilitarianisme   juga dipakai   sebagai  standar  penilaian   bagi  tindakan  atau kebijakan   yang  telah  dilakukan . dalam  hal ini , ketiga  criteria diatas lalu benar – benar  dipakai   sebagai  criteria  untuk   menilai   apakah  suatu  tindakan  atau  kebijaksanaan  yang  telah dilakukan  memang  baik  atau  tidaknya  suatu  tindakan. Dalam  hal ini ,  prosedur   atau  metode   tindakan  dan  kebijaksanaan  lalu  menjadi  tidak  penting .  yang  paling  pokok  adalah   menilai tindakan  atau  kebijaksanaan   yang  telah  terjadi  berdasarkan   akibat  atau  konsekuensinya, yaitu  sejauh   mana  ia   mendatangkan  hasil   terbaik  bagi   banyak  orang .
Analisis  keuntungan  dan kerugiaan
Pertama   , keuntungan dan  kerugian , cost  dan  benefit  yang  dianalisis   jangan   semata – semata dipusatkan  pada   keuntungan   dan  kerugiaan   bagi  perusahaan, kendati  benar   bahwa  ini  sasaran   akhir . yan  juga  perlu  mendapat  perhatian  adalah  keuntungan  dan  kerugian  banyak  pihak  lain   yang  terkait  dan  berkepentingan, baik  kelompok primer  maupun  sekunder ,jadi dalam analisis ini  perlu  juga  diperhatikan  bagaimana   dan  sejauh   mana  suatu  kebijaksanaan  dan  kegiatan  bisnis  suatu   perusahaan  membawa  akibat  yang  mengguntungkan  dan  merugikan  bagi kreditor,  konsumen, pemasok, penyalur, karyawa, masyarakat  luas, dan  seturusnya . ini  berarti   etika  neo  utilitarianisme sangat  sejalan   dengan apa  yang  telah kita   bahas  sebagai  pendekatan  stakeholder. 
Kalau  dipikirkan  secara  mendalam,  pertimbangan  ini bukan   hanya  demi   kepentingan   kelompok   terkait   yang   berkepentingan ,  melainkan   justru  pada   akhirnya  demi  kepentingan (keuntungan)  perusahaan  itu  sendiri . karena,  bisa   suatu  kebijaksanaan dan  kegiatan  bisnis   terlihat   sangat  menguntungkan   bagi  perusahaan  tetapi  ternyata   merugikan pihak  tertentu, yang  pada  akhrinya ,  dengan  satu   dan   lain cara , khusunya  dalam  jangka  panjang, akan  secara  negative  mempengaruhi   keuntungan  dan   kelangsungan   bisnis  perusahaan   tersebut .
Kedua , sering  kali  terjadi   bahwa   analisis   keuntungan   dan  kerugian  ditempatkan   dalam   kerangka   uang (  satuan   yang  sangat  mudah  dikalkulasi ).  Tentu  saaja  ini  tidak ada  salahnya , namun   dari  segi   etika  demi  kepentingan   bisnis  yang    berhasil   dan tahan  lama ,  kecendurungan  ini  tidak  memadai . yang  juga  perlu  mendapat perhatian  serius  adalah  bahwa  keuntungan dan  kerugian  disini   tidak  hanya menyangkut  aspek  financial , melainkan juga  aspek -  aspek  moral : hak  dan  kepentingan   konsumen, hak  karyawan , kepuasaan  konsumen , dan   sebagainya .
 Etika Lingkungan
Etika lingkungan merupakan kebijaksaan moral manusia dalam bergaul dengan lingkungannya. etika lingkungan diperlukan agar setiap kegiatan yang menyangkut lingkungan di pertimangkan secara cermat sehinga  keseimbangan  lingkungan tetap terjaga.
A.            Teori Etika Lingkungan
Ekosentrisme  Merupakan  kelanjutan   dari   teori   etika   lingkungan  biosentrisme. Oleh  karenanya   teori  ini  sering  disamakan   begitu   saja   karena  terdapat  banyak kesamaan. Yaitu  pada  penekanannya  atas   pendobrakan  cara pandang antroposentrisme  yang  membatasi   keberlakuan  etika   hanya   pada  komunitas manusia. Keduanya   memperluas   keberlakuan  etika   untuk  mencakup   komunitas  yang lebih luas.


 Antroposentrisme  adalah   teori  etika  lingkungan   yang   memandang   manusia  sebagai pusat dari sistem alam semesta. Manusia dan kepentingannya dianggap  yang  paling menentukan  dalam  tatanan  ekosistem  dan  dalam  kebijakan  yang   diambil   dalam   kaitan   dengan  alam, baik   secara  langsung  atau  tidak   langung.
biosentrisme, konsep etika dibatasi pada komunitas yang hidup (biosentrism), seperti tumbuhan dan hewan. Sedang pada ekosentrisme, pemakaian etika diperluas untuk mencakup  komunitas ekosistem seluruhnya (ekosentrism). Etika lingkungan Biosentrisme adalah etika lingkungan yang lebih menekankan kehidupan sebagai standar moral Sehingga bukan hanya manusia dan binatang saja yang harus dihargai secara moral tetapi juga tumbuhan. Menurut  Paul Taylor, karenanya   tumbuhan   dan  binatang secara  moral  dapat  dirugikan   dan  atau  diuntungkan   dalam   proses  perjuangan  untuk hidup   mereka sendiri, seperti  bertumbuh  dan  bereproduksi.
    Zoosentrisme Etika lingkungan Zoosentrisme adalah etika yang menekankan perjuangan hak-hak binatang, karenanya etika ini juga disebut etika pembebasan binatang. Tokoh bidang etika ini adalah Charles Brich. Menurut  etika ini, binatang  mempunyai  hak  untuk  menikmati  kesenangan   karena  mereka  dapat   merasa   senang   dan  harus dicegah dari penderitaan. Sehingga bagi para penganut etika ini, rasa senang dan penderitaan binatang dijadikan salah satu standar moral. Menurut  The Society for the Prevention of Cruelty to Animals, perasaan  senang  dan   menderita   mewajibkan manusia  secara   moral  memperlakukan  binatang   dengan   penuh  belas  kasih
Neo-Utilitarisme   Lingkungan  neo-utilitarisme  merupakan  pengembangan  etika utilitarisme  Jeremy   Bentham   yang   menekankan   kebaikan   untuk   semua. Dalam konteks   etika   lingkungan   maka  kebaikan  yang   dimaksudkan, ditujukan   untuk  seluruh mahluk. Tokoh   yang   mempelopori   etika   ini   adalah  Peter  Singer. Dia beranggapan bahwa   menyakiti   binatang  dapat   dianggap   sebagai   perbuatan   tidak  bermoral.
 Anti-Spesiesme   Teori  ini  menuntut   perlakuan  yang   sama   bagi   semua  makhluk hidup, karena   alasan   semuanya   mempunyai  kehidupan. Keberlakuan   prinsip  moral perlakuan   yang  sama (equal  treatment). Anti-spesiesme   membela   kepentingan  dan kelangsungan  hidup  spesies  yang  ada  di bumi. Dasar  pertimbangan  teori   ini  adalah aspek  sentience, yaitu   kemampuan   untuk   merasakan  sakit, sedih, gembira dan   seterusnya.  Inti  dari  teori  biosentris   adalah   dan   seluruh   kehidupan di dalamnya, diberi   bobot   dan   pertimbangan   moral   yang  sama
 Prudential and Instrumental Argument Prudential Argument menekankan bahwa kelangsungan  hidup  dan   kesejahteraan   manusia  tergantung  dari  kualitas  dan kelestarian lingkungan. Argumen   Instrumental   adalah   penggunaan   nilai   tertentu   pada alam dan segala isinya, yakni   sebatas   nilai   instrumental. Dengan  argumen  ini, manusia  mengembangkan  sikap  hormat  terhadap  alam.
Non-antroposentrisme  Teori  yang   menyatakan  manusia   merupakan   bagian  dari alam, bukan   di   atas   atau   terpisah  dari  alam.
 The  Free  and   Rational Being   Manusia  lebih  tinggi  dan   terhormat  dibandingkan dengan   mahkluk  ciptaan   lain   karena   manusia   adalah   satu-satunya   mahkluk bebas  dan  rasional, oleh  karena  itu  Tuhan   menciptakan   dan    menyediakan segala  sesuatu  di   bumi   demi   kepentingan   manusia. Manusia  mampu mengkomunikasikan   isi  pikirannya  dengan  sesama   manusia   melalui  bahasa. Manusia  diperbolehkan  menggunakan  mahkluk  non-rasional  lainnya  untuk mencapai  tujuan   hidup   manusia, yaitu   mencapai   suatu   tatanan dunia yang rasional.
 Teori   Lingkungan   yang   Berpusat   pada   Kehidupan    (Life- Centered  Theory  of Environment) Intinya   adalah   manusia   mempunyai   kewajiban moral terhadap alam yang bersumber   dan   berdasarkan   pada   pertimbangan  bahwa,  kehidupan   adalah sesuatu   yang   bernilai. Etika   ini   diidasarkan   pada    hubungan   yang   khas  antara alam   dan   manusia, dan   nilai   yang   ada   pada   alam  itu  sendiri.

  Prinsip-prinsip   etika   Lingkungan
Sebagai   pegangan   dan   tuntunan    bagi   prilaku   kita   dalam    berhadapan    dengan alam , terdapat   beberapa   prinsip   etika   lingkungan  yaitu :
v Sikap Hormat terhadap Alam
Hormat   terhadap   alam   merupakan   suatu    prinsip   dasar    bagi   manusia   sebagai bagian   dari   alam  semesta  seluruhnya
v  Prinsip Tanggung Jawab
Tanggung   jawab   ini   bukan   saja   bersifat   individu   melainkan   juga kolektif  yang menuntut   manusia   untuk  mengambil   prakarsa, usaha, kebijakan   dan  tindakan   bersama secara   nyata   untuk   menjaga   alam   semesta   dengan   isinya
v  Prinsip Solidaritas
Yaitu   prinsip   yang   membangkitkan   rasa   solider, perasaan  sepenanggungan   dengan alam  dan   dengan   makluk   hidup    lainnya   sehigga   mendorong   manusia   untuk menyelamatkan   lingkungan.
v  Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian
Prinsip   satu   arah , menuju   yang   lain   tanpa   mengaharapkan   balasan, tidak   didasarkan    kepada   kepentingan   pribadi    tapi    semata-mata   untuk alam.
v  Prinsip “No Harm”
Yaitu   Tidak   Merugikan   atau   merusak, karena   manusia   mempunyai   kewajiban   moral   dan   tanggung jawab    terhadap   alam, paling   tidak   manusia   tidak   akan mau merugikan   alam   secara   tidak   perlu
v  Prinsip Hidup Sederhana dan Selaras dengan Alam
Ini berarti , pola konsumsi dan produksi manusia modern harus dibatasi. Prinsip ini muncul didasari karena selama ini alam hanya sebagai obyek eksploitasi dan pemuas kepentingan hidup manusia.
v  Prinsip Keadilan
Prinsip   ini   berbicara   terhadap   akses   yang   sama   bagi   semua   kelompok dan  anggota   masyarakat  dalam   ikut    menentukan   kebijakan  pengelolaan   sumber daya alam   dan    pelestarian   alam, dan   dalam   ikut   menikmati    manfaat   sumber   daya  alam secara lestari
v  Prinsip Demokrasi
Prinsip   ini   didsari   terhadap   berbagai   jenis   perbeaan   keanekaragaman sehingga prinsip   ini   terutama   berkaitan   dengan   pengambilan   kebijakan   didalam   menentukan baik-buruknya,  tusak -tidaknya, suatu   sumber  daya   alam.
v  Prinsip Integritas Moral
Prinsip   ini  menuntut   pejabat  publik agar mempunyai sikap dan prilaku moral yang terhormat serta memegang teguh untuk mengamankan kepentingan publik yang terkait dengan sumber daya alam.










DAFTAR  PUSTAKA

Keraf, A.Sonny. 1995.”Etika  bisnis.” Media  Indonesia,13  November
Lorens Bagus. 2000. Kamus Filsafat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hlm. 1144
Mangunhardjana. 1997. Isme-isme dalam Etika dari A sampai Z. Jogjakarta: Kanisius. Hal.228-231.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar