Nama kelompok :
-
META DWI HAPSARI
-
M . REVKY IRVIANZA
-
NOVIA ANGGELLITA S
-
YOLANDA DAMERIA BR
SIAGALAN
KELAS : 3EA24
Membandingkan tentang kemajuan atau pertumbuhan perekonomian di negara Asean
Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB)
memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara
tahun ini akan membaik di tengah tekanan pertumbuhan ekonomi China yang
melambat.
memperkirakan produk domestik bruto Indonesia meningkat
menjadi 5,2% tahun ini dan 5,5% pada 2017 dari 4,8% pada 2015.
ADB menyebutkan Indonesia akan memimpin pertumbuhan
ekonomi di kawasan Asia Tenggara, yang diperkirakan akan tumbuh lebih kuat
seiring dengan kenaikan output tahun ini ke 4,5% dan 4,8% di
2017, dari 4,4% pada 2014.
“Konsumsi pribadi dan investasi akan lebih banyak
menyumbang bagi pertumbuhan (ekonomi Indonesia) tahun ini dan tahun depan,
sementara inflasi akan menurun,” ujar ekonom senior ADB, Priasto Aji dalam
jumpa pers peluncuran ADO 2016.
proyeksi ADB menunjukkan
penurunan ekonomi Indonesia telah mencapai titik terendahnya dan akan meningkat
mulai tahun ini.
Investasi publik diperkirakan meningkat tahun ini,
seiring menguatnya berbagai proyek infrastruktur baru dan investasi juga telah
meningkat menjadi 5,1% karena pemerintah yang terus berinvestasi di bidang
infrastruktur.
Menurut Aji, konsumsi rumah tangga diprediksi naik tahun
ini, yang diperkirakan akan didorong oleh kucuran dana desa dan pembayaran gaji
ke-14 bagi pegawai negeri sipil (PNS).
“Hal ini bisa menjadi kompensasi terhadap dampak El Nino
pada tahun lalu yang mengakibatkan petani gagal panen atau panen yang tertunda
sehingga mereka melakukan pembelanjaan,” ujar Aji.
Ekonomi China bebani Asia
Kekuatan ekonomi terbesar di Asia yaitu China akan terus
melambat, seiring menurunnya ekspor, berkurangnya pasokan tenaga kerja dan
reformasi pasokan dan pengurangan terhadap kelebihan kapasitas industrinya.
Menurut ADB, output China tahun ini
diperkirakan akan berada di posisi 6,5% dan 6,3% di 2017, yang menurun dari 6,9
di 2015.
“Perlambatan pertumbuhan China dan belum meratanya
pertumbuhan dunia jadi beban yang menekan pertumbuhan keseluruhan di China,”
ujar Steven Tabor, country director ADB Indonesia.
Tabor menyebutkan China menyumbangkan lebih separuh pertumbuhan
di Asia, yang tahun ini dan tahun depan diperkirakan 5,7%. Makanya, tekanan
perlambatan pertumbuhan di China diperkirakan akan mencapai 0,3 poin persentase
di seluruh Asia.
Dia menambahkan pertumbuhan Asia akan meningkat meski
lemah karena harga komoditas pokok seperti kopi, teh, pangan, minyak atau
batubara yang melemah tak akan mengalami peningkatan drastis, sementara
perekonomian Asia bergantung pada komoditas.
“Kecenderungannya akan sama karena pertumbuhan ekonomi
global berjalan lambat dan mengakibatkan permintaan menurun, sementara pasokan
masih tetap banyak, sehingga ada kelebihan pasokan karena belum ada pengurangan
kapasitas produksi,” jelas Tabor.
Risiko bagi Indonesia
Walau prospek ekonomi Indonesia meningkat seiring
peningkatan belanja pemerintah di bidang infrastruktur, ADB memperingatkan akan
ada resiko bila proyek-proyek tersebut mengalami penundaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar