Jumat, 17 November 2017

Membandingkan tentang kemajuan atau pertumbuhan perekonomian di negara Asean


Nama    kelompok   : 
-          META  DWI  HAPSARI
-          M . REVKY  IRVIANZA
-          NOVIA  ANGGELLITA  S
-          YOLANDA  DAMERIA  BR  SIAGALAN
KELAS   : 3EA24


Membandingkan tentang  kemajuan  atau  pertumbuhan  perekonomian  di  negara  Asean
Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara tahun ini akan membaik di tengah tekanan pertumbuhan ekonomi China yang melambat.
memperkirakan produk domestik bruto Indonesia meningkat menjadi 5,2% tahun ini dan 5,5% pada 2017 dari 4,8% pada 2015.
ADB menyebutkan Indonesia akan memimpin pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Tenggara, yang diperkirakan akan tumbuh lebih kuat seiring dengan kenaikan output tahun ini ke 4,5% dan 4,8% di 2017, dari 4,4% pada 2014.
“Konsumsi pribadi dan investasi akan lebih banyak menyumbang bagi pertumbuhan (ekonomi Indonesia) tahun ini dan tahun depan, sementara inflasi akan menurun,” ujar ekonom senior ADB, Priasto Aji dalam jumpa pers peluncuran ADO 2016.
 proyeksi ADB menunjukkan penurunan ekonomi Indonesia telah mencapai titik terendahnya dan akan meningkat mulai tahun ini.
Investasi publik diperkirakan meningkat tahun ini, seiring menguatnya berbagai proyek infrastruktur baru dan investasi juga telah meningkat menjadi 5,1% karena pemerintah yang terus berinvestasi di bidang infrastruktur.
Menurut Aji, konsumsi rumah tangga diprediksi naik tahun ini, yang diperkirakan akan didorong oleh kucuran dana desa dan pembayaran gaji ke-14 bagi pegawai negeri sipil (PNS).
“Hal ini bisa menjadi kompensasi terhadap dampak El Nino pada tahun lalu yang mengakibatkan petani gagal panen atau panen yang tertunda sehingga mereka melakukan pembelanjaan,” ujar Aji.
Ekonomi China bebani Asia
Kekuatan ekonomi terbesar di Asia yaitu China akan terus melambat, seiring menurunnya ekspor, berkurangnya pasokan tenaga kerja dan reformasi pasokan dan pengurangan terhadap kelebihan kapasitas industrinya.
Menurut ADB, output China tahun ini diperkirakan akan berada di posisi 6,5% dan 6,3% di 2017, yang menurun dari 6,9 di 2015.
“Perlambatan pertumbuhan China dan belum meratanya pertumbuhan dunia jadi beban yang menekan pertumbuhan keseluruhan di China,” ujar Steven Tabor, country director ADB Indonesia.
Tabor menyebutkan China menyumbangkan lebih separuh pertumbuhan di Asia, yang tahun ini dan tahun depan diperkirakan 5,7%. Makanya, tekanan perlambatan pertumbuhan di China diperkirakan akan mencapai 0,3 poin persentase di seluruh Asia.
Dia menambahkan pertumbuhan Asia akan meningkat meski lemah karena harga komoditas pokok seperti kopi, teh, pangan, minyak atau batubara yang melemah tak akan mengalami peningkatan drastis, sementara perekonomian Asia bergantung pada komoditas.
“Kecenderungannya akan sama karena pertumbuhan ekonomi global berjalan lambat dan mengakibatkan permintaan menurun, sementara pasokan masih tetap banyak, sehingga ada kelebihan pasokan karena belum ada pengurangan kapasitas produksi,” jelas Tabor.
Risiko bagi Indonesia
Walau prospek ekonomi Indonesia meningkat seiring peningkatan belanja pemerintah di bidang infrastruktur, ADB memperingatkan akan ada resiko bila proyek-proyek tersebut mengalami penundaan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar